Beranda | Artikel
Agar Shalat Khusyuk, Penuhi 3 Syarat ini - Syaikh Abdus Salam Asy-Syuwaiir #NasehatUlama
Selasa, 29 Maret 2022

Agar Shalat Khusyuk, Penuhi 3 Syarat ini – Syaikh Abdus Salam Asy-Syuwai’ir #NasehatUlama

Beberapa hal yang dapat mendukung terealisasinya khusyuk dalam shalat, yaitu khusyuk yang wajib, yang apabila seseorang tidak dapat memenuhinya, berarti ia telah melakukan kesalahan, atau mungkin pahala salatnya gugur.

Para ulama berkata, bahwa khusyuk yang wajib dapat tercapai, jika terpenuhi beberapa syarat:

PERTAMA:
Orang yang salat harus melakukan semua rukun salat, sebagaimana yang Allah wajibkan.

Oleh karena itu, dalam hadis yang sahih tentang ‘orang yang buruk salatnya’, di mana ketika dia salat di hadapan Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, dia salat dengan cepat dan terburu-buru, maka Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam menyuruh dia mengulangi salatnya hingga berkali-kali.

Syaikh Taqiyyuddin mengatakan dalam al-Qawāʿid an-Nūrāniyyah, dan ulama lainnya juga mengatakan, bahwa di antara inti yang paling utama dalam kekhusyukan salat adalah “tumakninah” yang merupakan rukun salat, menurut pendapat banyak ulama.

Maksudnya, tumakninah dalam salat dan menunaikan rukun-rukunnya sebagaimana yang Allah wajibkan, dan seperti yang diriwayatkan oleh Malik bin al-Huwairits dari Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam,

“Sampai setiap anggota tubuh kembali ke posisinya masing-masing.” (HR. Bukhari)

Ini adalah hal pertama yang dengannya bisa dicapai kekhusyukan minimal yang wajib dilakukan seseorang.

KEDUA:
Melakukan setiap gerakan salat beserta bacaan zikirnya. Salat itu sungguh menakjubkan. Tidak ada satu pun gerakan salat, kecuali ada bacaan zikirnya. Ketika seseorang berdiri, rukuk, sujud, dan duduk, atau ketika berdiri dari rukuk dan sujudnya, pada semua itu ada zikirnya, bahkan yang lebih menakjubkan lagi bahwa selalu ada zikir di antara dua rukun, sebagaimana Takbiratul Intiqāl dan Tasmī’, keduanya terletak di antara dua rukun yang juga ada zikirnya.

Jadi, barang siapa yang membaca zikirnya pada setiap gerakannya, maka dia telah menunaikan batas khusyuk minimal. Dalam sebuah hadis sahih dari Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Aku dilarang membaca al-Quran ketika rukuk atau sujud, adapun ketika rukuk, agungkan Tuhan kalian padanya, dan ketika sujud, perbanyaklah doa padanya, karena pasti doa kalian akan dikabulkan.” (HR. Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa maksud dari salat adalah doa dalam artian yang luas, yaitu zikir, permintaan, dan bacaan al-Quran, namun pada setiap gerakan, rukun, dan kewajiban salat, masing-masing ada zikir khususnya, barang siapa yang tidak membacanya, maka dia telah mengurangi batas wajib minimal, walaupun zikir tersebut secara tersendiri hukumnya tidak wajib pada gerakan tersebut.

KETIGA:
Hal ketiga, yang dengannya khusyuk yang wajib dalam salat bisa tercapai: Para ulama berkata, “Ketika seseorang sedikit bergeraknya.”
Semakin sedikit gerakannya yang tidak perlu, maka semakin tampak tanda kekhusyukan pada dirinya. Oleh sebab itu, terdapat hadis dari Umar, atau dari Hudzaifah, secara Mauquf, dan diriwayatkan juga secara Marfu’, bahwa Umar—semoga Allah meridainya— melihat seorang lelaki yang banyak bergerak dalam salatnya, menyentuh jenggotnya, melihat pakaiannya, dan lain sebagainya, lalu beliau berkata, “Jika hatinya khusyuk, niscaya anggota badannya akan tenang.”

Sedikitnya gerakan dalam salat, dan menampakkan kekhusyukan secara lahir di dalamnya, inilah kekhusyukan yang wajib. Pun sebaliknya, barang siapa yang banyak bergerak, hingga gerakannya menyerupai gerakan orang yang tidak salat, maka salatnya batal. Bahkan sebagian ulama menyatakan bahwa bergerak tiga kali secara berturut-turut membatalkan salat, namun pendapat pertama adalah pendapat para ulama muhaqqiq (peneliti), di antaranya adalah Syaikh Taqiyyuddin dan selainnya.

================================================================================

فِيمَا يَتَحَقَّقُ بِهِ الْخُشُوعُ فِي الصَّلَاةِ

الْخُشُوعُ الْوَاجِبُ الَّذِي مَنْ نَقَصَ عَنْهُ فَقَدْ أَسَاءَ

وَلَرُبَّمَا ذَهَبَ أَجْرُ صَلَاتِهِ

قَالُوا: الْخُشُوعُ الْوَاجِبُ هُوَ مَا تَحَقَّقَ فِيهِ أُمُورٌ

الْأَمْرُ الْأَوَّلُ أَنْ يَأْتِيَ الْمُصَلِيُّ بِأَرْكَانِ الصَّلَاةِ

كَمَا أَوْجَبَهَا اللهُ عَزَّ وَجَلَّ

وَلِذَلِكَ فِي الصَّحِيحِ فِي حَدِيثِ مُسِيءِ صَلَاتَهُ

أَنَّهُ لَمَّا صَلَّى أَمَامَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

أَسْرَعَ فِي صِلَاتِهِ وَنَقَرَهَا

فَأَمَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِإِعَادَتِهَا مَرَّاتٍ

يَقُولُ الشَّيْخُ تَقِيُّ الدِّينِ فِي الْقَوَاعِدِ النُّورَانِيَّةِ وَغَيْرُهُ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ

إِنَّ مِنْ أَعْظَمِ مَقَاصِدِ الْخُشُوعِ فِي الصَّلَاةِ

الْاِطْمِئْنَانُ فِيهَا وَهُوَ رُكْنٌ فِيهَا فِي قَوْلِ كَثِيرٍ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ

فَالْمَقْصُودُ أَنَّ الْاِطْمِئْنَانَ فِي الصَّلَاةِ وَالْإِتْيَانَ بِالْأَرْكَانِ

كَمَا أَوْجَبَهَا اللهُ عَزَّ وَجَلَّ

وَكَمَا عَبَّرَ مَالِكُ بْنُ الْحُوَيْرِثِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

حَتَّى عَادَ كُلُّ عُضْوٍ إِلَى مَكَانِهِ

هَذَا هُوَ الْأَمْرُ الْأَوَّلُ الَّذِي يَتَحَقَّقُ بِهِ الْخُشُوعُ الْوَاجِبُ

الَّذِي يَجِبُ تَحْصِيلُهُ

الْأَمْرُ الثَّانِي أَنْ يَأْتِيَ فِي كُلِّ فِعْلٍ مِنْ أَفْعَالِ الصَّلَاةِ بِذِكْرِهِ

فَإِنَّ الصَّلَاةَ أَمْرُهَا عَجِيبٌ

فَمَا مِنْ مَوْضِعٍ مِنْ مَوَاضِعِهَا إِلَّا وَفِيهِ ذِكْرٌ

فَفِي قِيَامِ الْمَرْءِ وَرُكوعِهِ وَسُجُودِهِ وَجُلُوسِهِ

وَاعْتِدَالِهِ مِنْ قِيَامِهِ… مِنْ رُكوعِهِ وَسُجُودِهِ

فِي كُلِّهَا ذِكْرٌ بَلْ أَعْجَبُ مِنْ ذَلِكَ

أَنَّ مَا بَيْنَ الْأَرْكَانِ فِيهِ ذِكْرٌ

فَإِنَّ تَكْبِيرَاتِ الْاِنْتِقَالِ وَالتَّسْمِيعَ

إِنَّمَا هُوَ فِيمَا بَيْنَ الْأَرْكَانِ مَحَلُّهُ فِي الذِّكْرِ

فَمَنْ أَتَى بِكُلِّ ذِكْرٍ فِي مَكَانِهِ

فَإِنَّهُ قَدْ أَتَى الْحَدَّ الْأَدْنَى مِنْ خُشُوعٍ

وَقَدْ ثَبَتَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ

إِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَقْرَأَ الْقُرْآنَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا

فَأَمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ

وَأَمَّا السُّجُودُ فَأَكْثِرُوا فِيهِ مِنَ الدُّعَاءِ

فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ

هَذَا الْحَدِيثُ يَدُلُّنَا عَلَى أَنَّ الْمَقْصُودَ فِي الصَّلَاةِ

الدُّعَاءُ بِمَعْنَاهُ الشَّامِلِ وَهُوَ الذِّكْرُ وَالطَّلَبُ وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ

وَلَكِنْ لِكُلِّ فِعْلٍ وَرُكْنٍ وَوَاجِبٍ مِنْ وَاجِبَاتِ الصَّلَاةِ

لَهُ ذِكْرُهُ الْمَخْصُوصُ

مَنْ تَرَكَ شَيْئًا مِنْهُ فَقَدْ أَخَلَّ بِالْحَدِّ الْوَاجِبِ

وَإِنْ لَمْ يَكُنْ هَذَا الذِّكْرُ وَاجِبًا فِي هَذَا الْمَحَلِّ بِعَيْنِهِ

الْأَمْرُ الثَّالِثُ الَّذِي تَحَقَّقَ بِهِ الْوُجُوبُ وَهُوَ الْخُشُوعُ الْوَاجِبُ

قَالُوا: أَنْ يُقِلَّ الْمَرْءُ مِنَ الْحَرَكَةِ

فَكُلَّمَا قَلَّتْ حَرَكَةُ الْمَرْءِ مِنْ غَيْرِ دَاعٍ

كُلَّمَا كَانَ ذَلِكَ مِنْ عَلَامَةِ كَمَالِ خُشُوعِهِ

وَلِذَلِكَ فَإِنَّهُ قَدْ جَاءَ مِنْ حَدِيثِ عُمَرَ أَوْ مِنْ حُذَيْفَةَ

مَوْقُوفًا وَرُوِيَ مَرْفُوعًا أَنَّ عُمَرَ رَضَيَ اللهُ عَنْهُ

رَأَى رَجُلًا يُكْثِرُ الْحَرَكَةَ فِي صَلَاتِهِ

يَمَسُّ لِحْيَتَهُ وَيَنْظُرُ فِي ثَوْبِهِ وَهَكَذَا

فَقَالَ: لَوْ خَشَعَ قَلْبُ هَذَا لَسَكَنَتْ جَوَارِحُهُ

الْإِقْلَالُ مِنَ الْحَرَكَةِ فِي الصَّلَاةِ

وَإِظْهَارُ هَيْئَةِ الْخُشُوعِ فِيهَا

هَذَا هُوَ الْخُشُوعُ الْوَاجِبُ

فِي الْمُقَابِلِ فَإِنَّ مَنْ كَثُرَتْ حَرَكَتُهُ

حَتَّى خَرَجَتْ هَيْئَتُهُ عَنْ هَيْئَةِ الْمُصَلِيِّ فَإِنَّ صَلَاتَهُ قَدْ بَطَلَتْ

بَلْ إِنَّ بَعْضَ أَهْلِ الْعِلْمِ يَقُولُ

إِنَّ الْحَرَكَاتِ الثَّلَاثَةَ الْمُتَوَالِيَاتِ تُبْطِلُ الصَّلَاةَ

وَالْقَوْلُ الْأَوَّلُ عَلَيْهِ الْمُحَقِّقُونَ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ

مِنْهُمُ الشَّيْخُ تَقِيُّ الدِّينِ وَغَيْرُهُ

 


Artikel asli: https://nasehat.net/agar-shalat-khusyuk-penuhi-3-syarat-ini-syaikh-abdus-salam-asy-syuwaiir-nasehatulama/